26 November 2005

Keberuntungan Itu Datang Tak Terduga

DIAH SAFITRI RATNASARI
Keberuntungan,apa pun wujudnya,seringkali tak terduga datangnya.tentu ada sesuatu dibalik sana.”Ketika ayah saya meninggal,saya masih belum genap berusia 5 tahun,”tutur Diah safitri Ratnasari.Tetapi,mereka sudah terbiasa hidup mandiri membantu usaha yang dijalankan ibunya,yakni membuka jahitan.”Cita-cita saya kuliah di Fakultas Kedokteran,”tuturnya lagi.Dan,pada tahun 1999,saat awal kuliah di Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),tiba-tiba usaha ibunya bangkrut.

Diah BMW
Bayangkan untuk membayar SPP saja tak sanggup.Padahal,selama menjadi mahasiswa prestasinya lumayan bagus,juga sebagai Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran UMY.Bahkan sewaktu sekolah di Madrasah Mualimat Muhammadiyah,dulu,Diah selalu rangking tiga besar.Bahkan pernah juara pidato se DIY dan menjadi siswa teladan lingkungan Madrasah Aliyah,lalu menjadi kontigen Yogyakarta pada Perkampungan Pelajar Teladan Nasional yang diselenggarakan Departeman Agama.

Kesulitan membayar SPP,mau tak mau selain pasrah pada Allah,ia harus berusaha mencari tambahan uang saku.Berjualan baju muslim pun dilakukannya.Keliling dari satu tempat kos ke tempat kos lain.Hingga tahun 2000 bertemu M Kurniawan SE MM yang akhirnya menjadi suaminya.Mereka akhirnya menikah Oktober 2002,dikarunia seorang anak.”kami lantas memulai usaha agrobisnis dan penggilingan padi kecil-kecilan,”tutur Diah di Rumahnya yang nyaman,bilangan Baciro.

Diah savitri Ratnasari
Awal 2002 bertemulah mereka dengan ibu Fei-Fei yang memperkenalkan Tianshi.Melalui bisnis Network Marketing Tianshi itulah Diah menaruh harapan besar untuk bisa merubah kehidupan keluarganya.Mereka berdua bekerja keras.Pantang menyerah walau ketika menjalankan bisnis ini kendalanya banyak sekali.Bahkan cemooh dan hinaan.”kami percaya Allah tak akan merubah nasib kita apabila kita tidak mau mengubah nasibnya,”katanya.Dan,inilah yang membuat mantap pada pilihaannya.

Bahkan,dari bisnis ini mereka menikah dengan penghasila dari Tianshi.Deni Hanungtyoso,teman dekatnya menyaksikan.”yang membuat saya salut mereka masih sahabatnya,bahkan orang-orang yang tadinya tak keenal sehingga dapat mengubah nasibnya memiliki kehidupan yang jauh lebih sejahtera,”Kata deni.Bisnis tianshi,diakuinya,bisa membantu meningkatkan perekonomiannya.Bahkan kedua suami istri itu bisa mewujudkan impiannya,seperti memiliki Mercedes Benz E320,Mitsubisi Galant V6 Modifikasi,membuka kantor Distributor Tianshi di Timoho.

Ini semua berkat keprihatinannya,yang membuahkan hasil nyata.”Ketika Piring sudah terisi,kami bisa membagikannya kepada oran lain.Dulu,piring kita kosong,”tutur suaminya.Dan,Menurut Deni lagi,mereka banyak membantu anak-anak dari keluarga pra sejahtera yang terancam putus sekolah.Diah dan keluarganya sadar,anak-anak putus sekolah itu harus bisa sekolah.sebab,mereka ini generasi penerus.di magelang,dia mendirikan TPA.Gratis bagi anak-anak setingkat Taman Kanak-kanak.Sekitar 80 anak yatim piatu di magelang juga dibantu keberadaanya.

Keberuntunagn yang tak terduga datang jauari 2005,bahkan membawa nama baik pada Tiens International Confrensi di Malaysia.Diah yang tercatat sebagai distributor termuda itu mendapat Reward Luxury Car ,membawa pulang mobil BMW terbaru limitid edition secara gratis.”ini sebuah penghargaan khusus bagi distributor berprestasi dengan akumulasi omset dan peringkat tertentu,”katanya.Selain dirinya ada 260 orang laninya dari berbagai negara.Dari Yogyakarta,dua anggotanya juga mendapatkan,yakni Ahmad Setiawan dan Erika Bagus Irawan.

Erika bagus
Keberuntungan yang diterimanya itu justru membuat ia semakin mantap melangkah,apalagi jaringan bisnis ini sudah tersebar lebih dari 203 negara.”kehidupan kami berubah,kesehatan terjamin dan penghasilan memuaskan,sehingga kami mempunyai masa depan cerah,”tuturnya.

Sumber : Koran Yogyakarta : Kedaulatan Rakyat, Hal.8 ,Minggu pon 10 Juli 2005,kolom Jejak.

Tidak ada komentar: