06 Oktober 2008

Awas! Jangan Menyimpan Private Foto di Friendster

Bagi anda yang sering menyimpan foto-foto pribadi, kenangan, kegiatan dan sebagainya di friendster, mulai saat ini berhati-hatilah, terutama berhati-hati menyimpan foto-foto yang sifatnya private atau foto yang tidak ingin dilihat oleh orang lain.

Pasalnya, saat ini tidak ada lagi yang namanya private profile di friendster.com. Hal ini baru saya ketahui ketika membuka blog milik Aryya di aryya.wordpress.com. Ternyata apa yang menjadi pikiran kita selama ini, bahwa kita bisa menyimpan seluruh foto-foto di friendster, termasuk foto private yang tidak bisa dilihat sembarang orang, ternyata sekarang sudah terbantahkan.

Setelah saya pelajari di blog aryya.wordpress.com diatas, ternyata tidak susah membuka foto private di friendster milik orang lain. Yang anda butuhkan hanyalah memasukkan UID dari user FS yangg mau dilihat fotonya. UID tersebut ada di paling pojok id FS milik orang yang akan kita buka, seperti 9762104.

Untuk lebih lanjut, anda silahkan anda masuk disitus berikut, dan silahkan pelajari sendiri. Tapi jangan ketagihan ya.

http://transbitnet.web.id/fs/fs.php

http://streamingmediapedia.net/fs.php

http://www.diverprima.com/fs/ngeten.php

04 Oktober 2008

KELUAR DARI LINGKARAN SETAN

Bertambah tahun juga suatu yang alami, namun bertambah amal adalah pilihan. Apa sih yang membedakan lebaran tahun ini dengan tahun lalu? Ada yang mengukur dari sisi materi yang bertambah, ataupun berkurang. Mungkin Ada yang sedang bangkrut dan mengatakan,”Tahun ini adalah tahun musibahku. Saat yang lain merayakan Idul Fitri dengan serba baru, aku justru harus melego semuanya, masih ditambah tagihan yang menumpuk!” Apakah Anda mengalaminya saat ini atau bahkan lebih parah? Disisi lain, seseorang yang bertambah sukses dan kaya, pulang ke kampung dengan segalanya yang baru, siap ‘dipamerkan’ kepada kerabatnya.
Renungkan!
Tidak ada salahnya saat mendapat musibah, kita hubungkan dengan shodaqoh kita yang kurang ataupun shalat kita yang kurang. Namun untuk bangkit dari musibah itu, juga harus menganalisa faktor ‘bumi’, bukan hanya faktor ‘langit’. Artinya, dari kedua dimensinya diperbaiki! Apa yang terjadi jika salah satu sisi, misalnya spiritualnya saja yang diperbaiki? Maka, InsyaAllah Anda akan menemui masalah yang serupa lagi. Kemudian Anda akan mengatakan kembali,”Astaghfirullah, shodaqohku kurang lagi sepertinya”. Bukan shodaqohnya ‘dul’, tapi ilmunya yang nggak di-upgrade, versinya udah usang. Bukankah segala sesuatu ada ilmunya?
Bukan berarti benar juga, jika saat menemui kegagalan atau kebangkrutan, dianalisa dari faktor ‘bumi’ saja. Mengikuti training, seminar, mempelajari ilmunya, dengan menghiraukan faktor ‘langit’, yaitu kuasa Allah. Apa jadinya nanti? TAKABUR dan mengagungkan keilmuan! Kaya, tapi dibenci orang. Jadi mana yang benar? Anda pasti tahu jawabnya.
Musibah akan menjadi berkah bagi kita, jika kita menganggapnya sebagai pembelajaran. Penghianatan akan menjadi kedewasaan bagi kita, jika kita mampu mengintrospeksi diri. Kebangkrutanpun sangat kita perlukan untuk meruntuhkan semua kesombongan yang kita miliki. Bukankah semua itu suatu proses yang wajar kita alami jika mau naik kelas? Tinggal bagaimana kita mensikapi. Banyak orang, termasuk saya dahulu, sibuk mencari kambing hitam dan putih diluar diri saya, saat mengalami musibah. Padahal jawabannya ada di diri sendiri. Apa yang membelenggu kita, hingga kita tidak dapat menemukan jawaban dari permasalahan kita? SUPER EGO, kesombongan!
Terus bagaimana caranya? Gampang aja, berdiam dirilah alias SILENT! Bisingnya informasi yang kita dengar dan sibuknya aktifitas yang kita lakukan, membuat otak kita tak bisa jernih berfikir. Berikan waktu untuk diri Anda berkomunikasi dengan diri Anda sendiri. Siapkan kertas dan pena, tuliskan dan gambarkan peta Anda saat ini. Dimana posisi Anda sekarang? Mau pergi kemana? Bagaimana cara mencapainya? Apa kendalanya? Jawabannya ada didalam, bukan diluar.
“Bertambah usia itu pasti, bertambah bijak itu PILIHAN”