oleh : Rahmayulis SalehWartawati Bisnis Indonesia
Betapa bahagianya hati Susiana, 50, dapat berjalan lagi tanpa ditopang oleh tongkat yang selama satu setengah tahun menyanggah dirinya kemana-mana. Malam itu, dia menjadi tontonan ratusan peserta Training Acupoint, alat akupuntur tanpa jarum.
Training tersebut disampaikan oleh Abdullah Wira'i, yang sekaligus melakukan terapi acupoint kepada perempuan yang datang dengan kursi roda dan naik ke panggung memakai tongkat itu. Susiana dibaringkan di atas matras dengan suhu tertentu yang bisa mengaktifkan molekur air dalam tubuh dan membersihkan darah, serta menyeimbangkan pH darah.
Sekitar lima belas menit dia diterapi dengan pijat dan totok di beberapa titik saraf tubuh dengan alat acupoint. Kemudian dia diminta berdiri dan jalan sendiri. Apa yang terjadi?
Semua mata hadirin menatap ke panggung, dan tercengang melihat Susiana bisa jalan sendiri tanpa tongkat. Padahal sebelumnya kaki sebelah kanannya lumpuh terserang stroke begitu juga dengan tangan kanannya. Dengan tertatih-tatih, dia melangkah terus berjalan mengelilingi panggung yang ada di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Tepuk tangan pun riuh, bahkan ada yang menangis dan terharu melihatnya.
"Sangat mengagumkan. Orang stroke menahun, kini bisa berjalan sendiri hanya dalam 15 menit. Padahal dia sudah berobat ke berbagai dokter dan pakar pengobatan alternatif, tapi belum ada hasilnya," ungkap seorang laki-laki yang sangat antusias melihat hal itu.
Abdullah Wira'I, kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 16 Juni 1975, kini dikenal sebagai pelatih dan entrepreneur di bidang kesehatan, terutama akupuntur tanpa jarum dan totok darah. Nama aslinya Edi Sutrisno. Ketika menunaikan ibadah haji pada 2001, oleh seorang syekh di Mekah dia diberi nama baru Abdullah Wira'i. "Saya suka nama itu," ujar laki-laki yang akrab disapa dengan Pak Edi ini.
Kepiawaian Edi dalam memijat sudah ada sejak kecil, tapi dia tidak menyadarinya. Dia bisa membantu orang yang lumpuh total bertahun-tahun, sembuh kembali. "Semua ini berkat bantuan Allah SWT. Saya hanya mediator saja," ujarnya merendah.
Edi bukan hanya mampu membantu orang terkena stroke, tapi juga bisa mengobati penderita kanker, tumor, diabetes, kelelahan, stres, dan berbagai macam penyakit lainnya termasuk pecandu narkoba.
Sudah banyak orang yang dibantunya mulai dari rakyat biasa, sampai gubernur, artis, dan pengusaha. Sebut saja nama Gubernur Gorontalo Fadel Mohamad, artis terkenal Didi Petet, pengusaha Trisulo, keluarga Sultan Brunai Darussalam, dan lainnya.
Lumpuh saat balita
Anak kesepuluh dari 13 bersaudara ini, semasa bayi sampai usia empat tahun adalah balita sehat dan ceria. Suatu hari dia terserang demam panas tinggi. Oleh ibunya dia dibawa ke seorang mantri.
"Mantri itu menyuntik saya. Setelah sampai di rumah, saya mengalami lumpuh total. Orangtua saya panik dan tidak bisa menerima keadaan itu. Mereka lalu membawa saya berobat kemana-mana," ungkap Edi yang setahun lebih jalan merangkak.
Orangtuanya terus berupaya, sampai suatu ketika dia dibawa ke ahli akupuntur di Solo. Dia kagum pada pakar tersebut yang mau membantu banyak orang. "Saya bertekad akan meniru bapak itu yang membantu orang banyak tanpa pamrih," cerita Edi.
Setelah berobat dan menjalani berbagai terapi, akhirnya Edi bisa berdiri dan berjalan kembali, tapi harus dibantu oleh tongkat karena kaki kirinya mengecil dan tidak kuat menopang tubuhnya (pincang). Sebagai orang yang tidak normal, Edi banyak mendapat ledekan, cemoohan, dan perlakuan yang merendahkan dirinya.
Pada usia delapan tahun, kenang Edi, ada tetangganya minta dipijat karena mengalami sakit tulang belakang. "Saya lalu memijat dia selama satu jam. Eh, Bapak itu bilang sakitnya hilang. Ketika di SMP ada teman keseleo seusai main bola, kakinya bengkak dan sakit. Lalu saya pijat sebentar, kakinya langsung baik."
Edi merasa benar-benar mempunyai ilmu mengobati orang, setelah dia berhasil membantu dokter kena stroke. "Dia lumpuh dan sulit bicara. Dua bulan saya merawatnya, akhirnya dia sembuh dan bisa berpraktek lagi. Waktu itu saya masih kelas dua SMA. Saya baru yakin bisa membantu kesembuhan orang lain," ungkap sarjana sastra Inggris dari sebuah universitas di Yogya ini.
Ada berbagai komunitas yang diikutinya, diantaranya sejak 1999 dia menjadi Relawan Club Stroke RS Bethesda Yogyakarta, mengikuti Konferensi Fisioterapi dan workshop se-Asia Tenggara.
Dia juga belajar totok darah dengan profesor dari Jepang, kursus akupuntur di Singapura dan Kuala Lumpur, serta pernah membuka praktek di Mekkah. Dia melakukan studi banding, praktek dan ikut training acupoint & matras di Brunai Darussalam selama satu bulan.
"Acupoint ini bagus, aman dan mudah digunakan. Bisa melancarkan sirkulasi darah. Begitu juga dengan matras, rasanya cocok bila dikombinasikan dengan ilmu pijat yang saya miliki," tutur Edi yang dari kecil selalu bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.
Menurut dia, alat dari China ini dibuat dengan teknologi tinggi memiliki efek untuk mengorek meridian dan mengaktifkan kolateral, serta meningkatkan mikro sirkulasi. Peralatan 3 in 1 ini, katanya, dirancang berdasarkan penelitian tentang terapi jarum sendok metode Sembilan Jarum China kuno, menggabungkan sinar magnetis energi tinggi modern dan denyut-denyut listrik.
Jika ujung magnetisnya ditekan pada titik akupuntur, ujarnya, fokus sinar magnetis energi tinggi akan bekerja melalui kulit dan denyut listrik, sehingga dapat mengorek meridian dan kolateral, mengatur fungsi qi dan darah, memperlancar mikro sirkulasi pusat penyakit, dan mencegah penyakit, serta memelihara kesehatan dan kecantikan.
Edi menuturkan hal yang membanggakan baginya adalah ketika dia diundang oleh para dokter di Kualalumpur, sebagai pembicara dalam sebuah seminar stroke di Konferensi Internasional Tianshi yang diadakan di negeri jiran itu pada 2004. "Saya senang karena bias diterima oleh orang-orang pintar seperti para dokter itu. Kami berdiskusi dan mencari titik temu tentang mengatasi suatu penyakit," ujar Edi yang kuliah lagi di Fak. Hukum UGM semester delapan.
Kini dia sering terbang ke berbagai daerah bahkan luar negeri, diundang oleh perguruan tinggi, instansi pemerintah dan swasta, memberi ceramah di depan kepala dinas dan awak medis tentang terapi stroke dan mengatasi berbagai penyakit lainnya dengan pijat dan akupuntur. (yuli.saleh@bisnis.co.id
Sumber :
http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=477&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&pared_id=437361&patop_id=L03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar