20 Mei 2008

Law of Attraction: Oops! I Did It Again

Yang di atas itu memang judul lagunya Brit. Tapi yang ini, adalah cerita tentang terulangnya fenomena Law of Attraction pada diri saya. Fenomena, yang kata orang sering membuat manusia menjadi enggan bertindak dan lebih senang melamun. Fenomena, yang mungkin memang tidak membahas "action" karena dianggap tak perlu lagi dibahas, sebab dianggap sudah dilakukan dengan optimal dan maksimal. Fenomena, yang sebenarnya bisa dipersamakan dengan fadhail alias keutamaan, karena apa yang menjadi syariat utama dianggap tetap berjalan. Fenomena, yang sebenarnya lebih tepat dianggap sebagai bonus dari "action".
Di alam semesta ini ada banyak sekali hukum alam. Kita bisa menemukan setidaknya ada 18 hukum alam yang berlaku tetap dan pasti sebagai sunatullah selama alam semesta masih ada. Tahukah Anda bahwa hukum sebab-akibat, hanyalah salah satu dari itu semua?
Jika seluruh hukum alam itu bisa diaktivasi secara positif sesuai maksud dan tujuannya, maka hasil akhirnya adalah sebuah fenomena daya dan kekuatan yang dianggap paling powerful di alam semesta. Kekuatan itu disebut dengan Law of Attraction alias hukum ketertarikan.
Inilah penjelasan "bonus", tentang mengapa angsa berkumpul dengan angsa, kambing berkumpul dengan kambing, penggila olah raga dengan penggila olah raga, hobiis catur dengan hobiis catur lainnya.
Juga, tentang lahirnya berbagai jargon yang dikenal oleh dunia modern seperti "komunitas", "almamater", "geng", "kelompok", "band", "grup", "hobbyist", "kelompok penggemar", "persatuan", "asosiasi", atau bahkan "partai".
Adalah benar bahwa semuanya bisa terjelaskan secara logis, di mana semua itu terjadi karena kesamaan sifat dan karakter, kemiripan interest dan hobi, persamaan kepentingan, kesamaan golongan, orang yang tepat, waktu yang tepat, dan situasi yang tepat.
Di luar apa yang menjadi syarat-syarat logis di atas, dan selain apa-apa yang menjadi syariat dan amal yang wajib, apa yang mempersatukan semua itu adalah Law of Attraction.
Jika kita bisa memahami dan mengaktivasi Law of Attraction, maka kita bisa menciptakan fenomena yang merupakan kebalikan dari semua gambaran tentang saling tertariknya satu sama lain sebagaimana di atas.
Dengan Law of Attraction kita bisa menarik orang yang tadinya tidak interest menjadi interest. Kita bisa menyatukan orang-orang yang berbeda kepentingan terkumpul dalam suatu wadah dan menjadi orang-orang yang punya kepentingan sama. Kita bisa menarik orang lain untuk juga ikut menggemari apa yang kita gemari. Kita bisa membuat orang-orang yang awalnya berkonflik berubah menjadi sahabat setia.
Adakah, Law of Attraction juga bisa menarik sesuatu yang kita inginkan selain itu? Misalnya mobil, rumah, uang, atau kesuksesan duniawi lain? Tentu saja.
Dasarnya sederhana saja, yaitu bahwa tidak satupun yang terjadi di alam semesta ini, terjadi sebagai kebetulan. Tuhan itu Maha Besar dan Maha Mengetahui. Sehingga, tak satupun terjadi tanpa sepengetahuan dan tanpa kehendak-Nya. Segala sesuatu, memang bagian resmi dari skenario-Nya. Tak ada kebetulan, tak ada tidak sengaja.
Kita sebagai manusia, bisa berperan dalam sistem alam semesta yang telah dianugerahkan- Nya kepada kita, di mana alam semesta itu telah ditaklukkan bagi kita, untuk tujuan beribadah kepada-Nya.
Peran itu di antaranya adalah kemampuan untuk mengaktivasi fenomena Law of Attraction, sebagai sebuah demonstrasi dari sifat Maha Besar-Nya, dan dari sifat Maha Pemurah-Nya. Lebih tepatnya, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan sunatullah sehingga kita bisa belajar, mengenali, dan akhirnya meyakini segala sifat Maha-Nya.
Dengan Law of Attraction (tanpa meninggalkan syariat utama dalam bentuk amal alias action), kita bisa menarik apapun yang kita inginkan tanpa melihat apakah yang kita inginkan itu baik atau buruk, positif atau negatif, dan bahkan kita sukai atau tidak kita sukai. Sepanjang kita menginginkannya, maka kita bisa mendapatkan semua itu atas izin dari-Nya.
Mengapakah ada orang yang dianggap jahat, tapi juga dianggap sukses secara finansial? Mengapakah ada orang baik yang ternyata juga sukses secara finansial? Mengapa faktor "bersabar", "kerja keras", dan "tekun" tidak hanya berlaku bagi mereka yang meyakini Tuhan? Perampok pun jika "tekun" dan "sabar", akan menjadi perampok yang sukses bukan? Terlepas dari tempat kembalinya setelah kematian menjemput.
Hari Sabtu yang lalu, saya menghadiri acara arisan bersama teman-teman alumni SMA saya. Acara arisan dan silaturahim itu diselenggarakan di Kalianda Resort, sebuah pantai yang manis di ujung propinsi Lampung.
Saya berangkat dari Jakarta, dijemput oleh teman alumni yang juga bekerja di Jakarta. Kami bersepakat untuk berangkat bersama dengan teman lain dari Bogor dan Tengerang. Kami menetapkan untuk berangkat pagi-pagi sekali sebelum subuh menjelang.
Malam itu, saya sempat begadang untuk sebuah urusan. Ketika hampir subuh, saya dibangunkan oleh dering HP dari teman yang akan menjemput saya. Dengan terburu-buru, saya segera mandi. Belum lagi saya selesai mandi, teman saya itu datang. Maka saya pun berkemas dengan tergesa-gesa. Rencananya, kami shalat subuh di Karawaci.
Saya ingat di perjalanan, ternyata saya lupa membawa uang. Untunglah di saku jeans saya masih terselip kartu ATM saya. Saya mintakan pada Mas Ridho teman saya yang sekarang penggiat offroad itu, untuk mampir ke salah satu ATM yang kami ditemui di sepanjang jalan. Saya perkirakan, ATM itu ada di rest area sekitar Karawaci atau di kota Cilegon. Mungkin karena masih terlalu gelap, saya belum berhasil juga menemukan mesin ATM di sepanjang tol Jakarta-Merak.
Sampai di Cilegon, kami mampir sarapan di sebuah restoran soto yang cukup terkenal. Mungkin juga karena terlalu asyik bertemu teman lama, saya pun lupa mencari ATM di sana. Alhasil, sampai di kapal pun saya tetap belum memegang uang kas (Kapal Ferry Mufidah namanya, yang berlayar di tengah cuaca keras dan berguncang-guncang serta membuat mual isi perut). Begitu pula, saat kami tiba di tempat acara.
Acara berjalan dengan segala kemeriahan, dan ditimpali dengan pergeseran perilaku setiap orang yang kembali ke masa-masa dua puluh tahun yang lalu. Di tengah kemeriahan itu, seseorang mendekati saya, Rini namanya.
Rini adalah sahabat SMA saya, kini seorang dokter. Ia rupanya menagih iuran arisan untuk dua bulan lamanya. Hari itu memang akan diadakan penarikan arisan. Saya memang belum menyetor karena di pertemuan sebelumnya saya tak bisa hadir.
Saya meminjam uang kas kepada Mas Ridho, dan saya katakan akan saya ganti segera. Mas Ridho meminjami saya, dan kemudian saya menyerahkan uang itu kepada Mbak Rini. Saya katakan pada Mbak Rini,
"Ini Mbak uangnya. Entar aku yang dapet lho!"
Rini berlalu dan mencari penunggak lain. Saya kembali tenggelam dalam nostalgia bersama teman-teman lama.
Sore hari, pemenang arisan diumumkan. Alhamdulillah, saya adalah pemenangnya. Saya kembalikan uang Mas Ridho dengan disertai senyum rasa syukur. Acara itu, dihadiri oleh sekitar 70 atau 80 orang yang sebagian besarnya ikut arisan. Lumayan juga perolehan saya. He...he...
Why me? Mengapakah kata-kata saya menjadi kenyataan? Kebetulankah itu? Mbak Rini sendiri sempat nyeletuk terheran-heran, dan bahkan sempat "menuduh" saya memiliki "sesuatu".
Saya tidak memiliki sesuatu, kecuali keyakinan bahwa memang saya-lah yang akan memenangkan arisan kali itu. Keyakinan itu, mencapai puncaknya saat saya menyerahkan uang iuran arisan ke tangan Mbak Rini.
Anda betul. Probabilitas ada bermain di sana. Mungkin juga, nasib baik ikut berperan. Dan tentu saja, the right time, the right place, the right person, the right situation. Akan tetapi, cukupkah itu saja? Tidak. Sebab, itulah yang disebut dengan fenomena Law of Attraction. Bukan kebetulan, bukan klenik, tapi kekuatan pikiran, kekuatan kemauan, dan kekuatan keinginan.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Gambaran berikut ini akan serta merta menyadarkan Anda.
Tuan A dan Tuan B adalah dua sahabat kental yang tukang jajan. Suatu hari, mereka berdua pergi ke sebuah rumah makan. Tuan A memilih menyantap siomay, dan tuan B memilih jajan bakso.
Di sela-sela santapan mereka, Tuan A tergiur oleh bulat-bulat kenyal bakso di hadapan Tuan B. Tuan A memutuskan untuk mencicipi satu butir saja bakso di mangkuk Tuan B. Tuan A pun kemudian mengatakan minatnya kepada Tuan B. Ia meminta bakso itu. Gayung bersambut, Tuan A mendapatkan satu butir bakso yang diinginkannya.
Sebenarnya, semudah itu pula fenomena Law of Attraction bisa diterapkan. Terlebih lagi, jika kemampuan ini dilatih dan dilatih, diasah dan diasah.
Tuan A, saat mengutarakan minatnya kepada Tuan B, tidak hanya sekedar membuka mulut dan mengajukan permintaan. Suara Tuan A, disertai dengan perangkat pikiran, perasaan, emosi, dan mood yang diramu dengan tepat dan positif, menghasilkan kekuatan besar yang membuat keinginannya terealisasikan. Kekuatan Law of Attraction.
Pikiran, perasaan, dan emosi Tuan A, adalah kombinasi positif yang dihasilkan dari proses pengolahan informasi yang dipahami oleh Tuan A sendiri, tentang hubungannya dengan Tuan B.
Bahwa ia merasa dekat dengan Tuan B. Bahwa ia telah bersahabat puluhan tahun dengan Tuan B. Bahwa ia merasa sangat mengenal karakter Tuan B. Bahwa ia begitu yakin akan kedekatannya dengan Tuan B. Bahwa penolakan oleh Tuan B malah justru akan menjadi sebuah kontradiksi di dalam hubungan mereka berdua. Penolakan dari Tuan B akan membuatnya shock dan malah mempertanyakan kembali kedekatan hubungan mereka berdua. Itu semua, berakhir pada sebuah mood yang disertai dengan keyakinan tinggi bahwa Tuan B pastilah memberi.
Maka, dengan segala pemahaman Tuan A tentang kedekatannya dengan Tuan B, Tuan A tetap bisa berkeyakinan bahwa apa yang diinginkannya akan terkabul. Maka, itulah yang terjadi.
Bagaimana, bisakah kini kita memahami siapa itu pemimpin kharismatik? Siapa itu top seller? Siapa itu presenter handal? Siapa itu orang-orang yang sukses, kaya, dan berbahagia? Disadari atau tidak, mereka adalah praktisi handal dalam fenomena Law of Attraction.
Bapak, Ibu, dan Saudara yang budiman. Jika saja kita bisa meramu pikiran, perasaan, emosi, mood, dan bahkan hati dengan cara yang sama dengan yang dilakukan Tuan A, tapi kita terapkan dalam hubungan kita dengan yang Maha Pemurah, Maha Pemberi, Maha Sesuai Dengan Prasangka Hamba-Nya, dan Maha Mengabulkan, apakah yang bisa terjadi?
You Are A Living Magnet!
Ikhwan Sopa
Trainer E.D.A.N.
+62 21 70096855
QA Communication
School of Motivational Communication

Prinsip 90/10

(Dari Milis Sebelah)
Bagaimana prinsip 90/10 itu ?
- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.
- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.
Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.
Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini. Bagaimana caranya ? …. Dari cara reaksi anda !! Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol reaksi anda.
Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.
Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja. Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.
Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,- karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.
Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.
Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak anda.
Mengapa ? … Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!
Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk anda.
Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.
Kondisi 2
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata lembut :
"Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa makan malam nanti."
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di kantor. Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda.
Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi anda sendiri.
Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas.. Anda jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda: kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.
Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki ? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan kondisi tersebut merusak hari anda ? Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat terselesaikan.
Contoh lain :
- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.
- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.
Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya sangat menakjubkan.
Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.
NIKMATILAH HIDUP INI !!

05 Mei 2008

* AWAKENING SEMINAR UNICORE*

(seminar Unicore terbesar untuk umum dihadiri 100.000 peserta dari seluruh Indonesia dan negara sekitar!)

Waktu : 24 Agst “08 (buka pintu pk10.00, acara mulai pk12.30, selesai pk22.00) Tempat : GOR Bung Karno, Jakarta. GS : Paul Zane Pilzer dan Mr Li Jin Yuan.

Dimeriahkan : MC & artis2 ibukota. Tema : Membangkitkan Indonesia dengan Ekonomi Kerakyatan

(Memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional)

Dihadiri :

Ø Presiden RI

Ø Ketua DPR ( Agung Laksono )

Ø 100 Pejabat Nagara

Ø Presiden Tianshi ( Mr. Li Jin Yuan )

Ø Rombongan Dari Luar Negeri

Seluruh (100%) keuntungan dari acara Awakening Seminar ini akan disumbangkan untuk kegiatan sosial dan lingkungan hidup.

Tiket sudah tersedia,

hubungi Pimpinan Unicore Bagansiapiapi !

Kontak : Bpk.Kamalius,ST ( 08117500744)

Bisnis Centre jl.Pahlawan 98 ( Samping PMI ) Telp.0767-22637

Harga: Rp.60rb s/d 30 Juni 08,

Rp.80rb s/d 31 Juli 08,

setelahnya Rp.100rb.

Harga tiket sudah termasuk makan malam dan souvenir bag. Penting:

untuk menghindari calo, para leader / distributor dilarang menjual tiket di sekitar tempat acara diadakan, bagi yang tetap melakukan akan diamankan oleh petugas. Tiket di hari acara bisa dibeli di tiket box Unicore dengan harga Rp.100rb.

24 Agustus 08 pk 09.00-11.30 : seminar & lunch (free!!) dengan Paul Zane Pilzer, khusus untuk Excel . Syarat akan diperiksa Unicore, data syarat yang dipakai : Printout Juli 08 (yang keluar Agst 08) dan Net-P yang daftar Juli 08. Bagi yang memenuhi syarat akan dihubungi oleh Unicore. SEGERA PESAN TIKET !!! KUMPULKAN UANG KEBERANGKATAN. BUAT KOMITMEN DARI SEKARANG.

ANDA PASTI BISA IKUT SERTA !!!